Salah satu fokus program pemerintah dalam membentuk pendidikan karakter pada anak adalah dengan mengupayakan bentuk profil pelajar Pancasila pada setiap pembelajaran di sekolah. Dengan ini diharapkan para pelajar di Indonesia memiliki karakter yang bagus sebagai generasi penerus bangsa. Salah satu karakter yang diharapkan adalah mandiri.
Mandiri adalah sebuah karakter yang mencerminkan seseorang mampu berdiri sendiri, menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan tanpa bergantung atau mengandalkan orang lain. Bentuk kemandirian bisa terwujud dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya adalah dalam bentuk kemandirian belajar.
Dalam ulasan kali ini kami akan membahas secara lebih dalam mengenai kemandirian belajar di mana karakter ini haruslah mulai bisa ditanamkan pada anak sebagai upaya membentuk generasi muda yang memiliki profil pelajar Pancasila. Ulasan ini akan memuat mulai dari pengertian, manfaat, ciri-ciri hingga bagaimana cara membangun kemandirian belajar dengan mudah bagi siswa di sekolah.
Apa Itu Kemandirian Belajar?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mandiri adalah sebuah sifat di mana seseorang tidak bergantung pada orang lain dan sepenuhnya hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam menyelesaikan segala sesuatunya. Sifat mandiri bisa muncul tergantung dari tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang, kekuatan batin, rasa tanggung jawab, dan juga adanya dorongan atau keinginan untuk memenuhi harapan.
Sedangkan kemandirian belajar atau belajar secara mandiri dapat diartikan sebagai bentuk proses belajar atau keinginan untuk belajar yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri karena ia memiliki dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang ia inginkan.
Secara lebih lanjut kemandirian belajar dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk mengatur atau mengendalikan pikiran, sikap dan tindakan dalam sebuah kegiatan belajar dengan tujuan untuk menguasai suatu kompetensi tertentu di mana dalam prosesnya semuanya berasal dari diri siswa itu sendiri.
Sehingga dalam sebuah proses belajar dengan prinsip kemandirian belajar ini yang dijadikan sebagai pusat kendali belajar bukanlah guru. Melainkan kendali belajar ada pada diri siswa itu sendiri. Guru di sini memiliki peran sebagai pengarah dan penasihat agar siswa dapat menentukan sendiri strategi, tujuan bahkan sumber-sumber pembelajaran yang hendak ia gunakan.
Manfaat Kemandirian Belajar
Menerapkan kemandirian belajar dalam proses pembelajaran di sekolah tentunya memiliki banyak manfaat. Manfaat kemandirian belajar itu sendiri sempat diuraikan oleh ahli di antaranya adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan kepercayaan diri pada siswa.
- Mengajarkan siswa tentang pentingnya arti tanggung jawab.
- Memacu siswa untuk berpikir secara kreatif.
- Meningkatkan keterampilan siswa.
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis.
- Membantu siswa untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri.
- Siswa mampu dan terlatih untuk mengambil keputusan sendiri.
Dengan adanya beragam manfaat yang diperoleh dari sistem belajar dengan kemandirian belajar tersebut maka diharapkan siswa lebih mampu mengembangkan kemampuan dirinya sesuai bakat yang ia miliki. Karena masing-masing individu memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal belajar dan penguasaan suatu kompetensi. Dengan demikian juga harapannya masalah-masalah terkait dengan sistem pembelajaran juga bisa lebih teratasi.
Baca juga : Dampak Serta Manfaat Mendengarkan Musik Sambil Belajar
Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Untuk mencapai pada titik di mana kemandirian belajar siswa tercipta, tentunya dibutuhkan adanya proses yang tidak sebentar. Namun guru sebagai pengajar tentunya harus tahu minimal indikator atau ciri-ciri yang bisa menunjukkan bahwa kemandirian belajar sudah mulai tercipta pada tiap-tiap siswa. Berikut ini adalah ciri-ciri atau indikator yang bisa menjadi acuan terciptanya sebuah kemandirian belajar :
- Siswa memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ia terima.
- Siswa memiliki keinginan atau motivasi untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri.
- Siswa memiliki inisiatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
- Siswa memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan.
- Siswa memiliki rasa tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang sudah ia lakukan.
- Siswa memiliki kemampuan untuk mengkritik dan membuat penilaian terhadap dirinya.
Siswa yang sudah memenuhi kriteria tersebut artinya dianggap sudah mampu mewujudkan kemandirian belajar di sekolah. Sehingga ia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin, mengelola dan menentukan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang sudah ia tentukan. Dengan demikian peran guru di sini hanya tinggal mengawasi dan mengarahkan siswanya untuk mencapai tujuan atau indikator pembelajaran yang sudah ditentukan.
Cara Membangun Kemandirian Belajar Siswa
Untuk bisa mewujudkan sebuah kemandirian belajar bagi para siswa tentu saja tidaklah mudah. Karena selama ini kita sudah lama terdoktrin dengan bentuk pendidikan di mana guru yang berperan sebagai pusat pengendali pembelajaran. Sedangkan anak-anak atau siswanya cenderung bersifat pasif dan harus mengikuti alur yang sudah ditentukan oleh guru.
Jadi dalam proses pembentukan kemandirian belajar demi mewujudkan profil pelajar Pancasila, tidak hanya siswa yang harus beradaptasi namun juga guru-guru harus menyesuaikan diri dengan gaya pengajaran yang sedikit berbeda. Cara membangun sebuah kemandirian belajar memang tidaklah mudah, namun Anda bisa mencoba beberapa cara berikut ini :
Memperhatikan kondisi siswa
Ini salah satu cara awal penting untuk memulai sebuah kemandirian belajar. Pertama Anda harus melihat apakah kondisi siswa yang Anda hadapi sudah masuk dalam tahap yang siap untuk mencoba sebuah bentuk kemandirian belajar. Anda bisa menilainya dari beberapa indikator atau ciri yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Berikan kesempatan pada siswa
Salah satu indikator kemandirian belajar adalah siswa mampu menentukan sendiri proses pembelajaran yang ia inginkan sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Maka dari itu untuk memulai sebuah prinsip kemandirian belajar, Anda bisa mengawalinya dengan memberikan kesempatan pada siswa Anda untuk menyelesaikan pekerjaan yang ia sukai.
Salah satu idenya adalah dengan membuat daftar aktivitas pembelajaran yang bisa Anda perlihatkan kepada siswa-siswa. Di sini para siswa akan menentukan sendiri jenis aktivitas apa yang ingin ia lakukan dan biarkan siswa menyelesaikan tugas dan aktivitas sesuai batas kemampuan yang ia miliki.
Buatlah suasana kegiatan pembelajaran senyaman mungkin bagi para siswa
Setiap anak memiliki indikator kenyamanan yang berbeda-beda dalam hal belajar. Karena setiap individu memang diciptakan sangat unik termasuk dalam hal proses pembelajaran itu sendiri. Maka dari itu salah satu peran guru di sini adalah untuk membuat sebuah suasana yang senyaman mungkin untuk semua siswa bisa menikmatinya dengan baik sebagai proses pembelajaran.
Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan adalah sebagai berikut :
- Siapkan buku, materi dan media pembelajaran secara lengkap untuk menunjang proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
- Sebisa mungkin singkirkan berbagai macam barang yang dapat memicu rusaknya konsentrasi dalam pembelajaran.
- Hindari sementara penggunaan HP atau gadget dalam proses belajar. Biarkan siswa Anda berproses dan memahami kebutuhan belajarnya sendiri tanpa memperoleh gangguan dari hal yang tidak perlu seperti HP atau gadget.
Baca juga : Sistem Belajar Aktif untuk Menumbuhkan Semangat Belajar
Siapkan materi pembelajaran yang menarik
Dengan adanya materi yang menyenangkan maka diharapkan siswa mampu memiliki motivasi atau dorongan untuk melakukan kegiatan pembelajaran atas dasar keinginan dirinya. Di sini guru juga memiliki peran yang penting dalam membangun suasana belajar yang menyenangkan melalui materi yang disiapkan. Buatlah materi yang tampaknya rumit menjadi lebih sederhana dan mudah untuk dipahami, serta pancing siswa untuk mau mempelajarinya lagi ketika sampai di rumah.
Jangan sering memberikan bantuan
Dalam proses kemandirian belajar, siswa perlu belajar banyak dalam hal menyelesaikan segala masalah dan persoalan yang ia hadapi sendiri. Padahal sering kali guru merasa ingin sekali membantu siswa tersebut ketika mengalami kesulitan. Namun dalam proses kemandirian belajar ini Anda harus bisa sedikit bersikap ‘tega’ terhadap siswa yang mengalami kendala atau kesulitan.
Hal ini justru akan membuat siswa akan berpikir lebih keras untuk menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Ini adalah sebuah awal yang bagus untuk menciptakan sebuah profil pelajar Pancasila yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang bagus. Namun di lain sisi Anda tetap memiliki wewenang untuk membantu siswa yang kesulitan bila kesulitan yang ia hadapi dirasa sudah mentok tidak menemukan jalan keluar.
Berikan waktu
Proses untuk mencapai sebuah kemandirian belajar memang tidak bisa terjadi secara serta merta. Terlebih ini adalah sebuah adaptasi metode pembelajaran baru yang pastinya memerlukan banyak adaptasi baik untuk siswa yang terlibat dalam pembelajarannya. Begitu pun guru juga membutuhkan sedikit waktu lebih untuk beradaptasi dengan metode ini.
Mungkin sering kali terjadi trial dan eror, atau hasil yang tak sesuai harapan. Maka jangan terlaku diambil pusing, tetap coba lagi dan lagi untuk menciptakan sebuah profil pelajar Pancasila.
Melakukan pemberian evaluasi terhadap setiap proses yang sudah selesai dilakukan
Setiap Anda dan siswa selesai melakukan sebuah aktivitas pembelajaran, maka jangan lewatkan untuk mereview atau meninjau ulang kegiatan yang sudah dilakukan. Dari cara ini Anda juga bisa sekaligus melakukan evaluasi. Ini bisa membantu Anda untuk melihat pada bagian mana siswa tampak antusias untuk melalukan pembelajaran sendiri dan pada titik mana tampaknya metode pembelajaran yang disiapkan kurang mendapat respons yang bagus.
Berikan apresiasi
Jangan lupa untuk selalu memberikan asupan apresiasi pada setiap keberhasilan yang dilakukan oleh siswa Anda. Hal ini akan mampu memancing hormon bahagia yang akan membuat siswa menjadi lebih bersemangat dalam menyelesaikannya. Dengan demikian siswa jadi lebih termotivasi untuk melakukan kemandirian belajar.
Memberikan apresiasi atau pujian juga bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri siswa. Seperti yang sudah sempat disinggung di atas bahwa kepercayaan diri dapat menunjang siswa untuk bisa mandiri dalam belajar.
Jangan mengharapkan kesempurnaan
Jika Anda baru saja pernah mencoba menerapkan metode belajar sesuai dengan indikator kemandirian belajar, tentu Anda akan menyadari bahwa hal ini tidaklah mudah. Maka dari itu hargailah setiap proses yang terjadi dan catatlah itu sebagai sebuah langkah kemajuan dalam mencapai sebuah kemandirian belajar.
Yang terpenting adalah jangan harapkan Anda akan langsung mendapat hasil dan respons yang sempurna di percobaan pertama Anda. Sering kali juga bisa saja siswa merasa kesulitan untuk mengimbanginya. Maka Anda juga harus bisa membangkitkannya kembali, bukan dengan memarahinya.
Orang tua dan guru harus berperan aktif
Sebuah kemandirian belajar dapat tercipta dengan baik berkat dukungan dari orang-orang sekitar terutama guru dan orang tua. Guru memiliki kemampuan aktif mengendalikan usaha penciptaan kemandirian belajar di sekolah.
Sedangkan orang tua juga bisa turut andil dalam membantu menciptakan kemandirian siswa selama di rumah. Kerja sama di antara pihak-pihak semacam ini akan membantu mempermudah proses penciptaan kemandirian belajar.